Pahlawan Nasional Indonesia

Pahlawan Nasional Indonesia adolah pangaragoan tingkek paliang tinggi dari pamarintah Republik Indonesia.[1]

Pangaragoan Pahlawan Nasional ko dibari dek pamarintah Indonesia untuak tindakan nan dianggap heroik, nan dapek diingek, dan dicontoh dek sadoalah warga negara [lower-alpha 1] atau khidmat nan istimewa untuak mamajuan kapantiangan negara jo masyarakat.[lower-alpha 2][2]

Sejarah

suntiang

The legal framework for the title, initially styled National Independence Hero (Pahlawan Kemerdekaan Nasional), was established with the release of Presidential Decree No. 241 of 1958. The title was first awarded on 30 August 1959 to the politician turned writer Abdul Muis, who had died the previous month.[3][4][5] This title was used for the rest of Sukarno's rule. When Suharto rose to power in the mid-1960s, the title was given its current name. Special titles at the level of National Hero have also been awarded. Hero of the Revolution (Pahlawan Revolusi) was given in 1965 to ten victims of the 30 September Movement that resulted in end of Sukarno reign, while Sukarno and former vice-president Mohammad Hatta were given the title Proclamation Heroes (Pahlawan Proklamasi) in 1988 for their role in reading the Proclamation of Indonesian Independence.[6][3][5]

Syarat jo pangajuan

suntiang

Kamantarian Sosial manantuan tujuah kriteria nan harus dipanuahi oleh surang calon Pahlawan Nasional, yaitu:

  1. Warga negara Indonesia nan alah wafat dan pado maso iduiknyo malawan panjajah atau bajaso gadang pado nagara; atau nan alah wafat sabalun kemerdekaan Indonesia tapi bajuang malawan panjajah pado wilayah nan kini manjadi wilayah Indonesia;
  2. Malanjuikkan pajuangan salamo iduiknyo;
  3. Bajiwa nasionalisme tinggi;
  4. Watak jo tabiat nan elok;
  5. Indak pernah manyarah mundur pado lawannyo;
  6. Indak pernah malakuan perbuatan tercela nan dapek marusak nilai pajuangannyo.

Nominations undergo a four-step process and must be approved at each level. A proposal is made by the general populace in a city or regency to the mayor or regent, who must then make a request to the province's governor. The governor then makes a recommendation to the Ministry of Social Affairs, which forwards it to the president, represented by the Board of Titles (Dewan Gelar);[7] this board consists of two academics, two persons of a military background, and three persons who have previously received an award or title.[8] Those selected by the president, as represented by the Board, are awarded the title at a ceremony in the Indonesian capital of Jakarta.[7] Since 2000, the ceremony has occurred in early November, coinciding with Indonesia's Heroes' Day (Hari Pahlawan).[6]

Daftar isi
A • B • C • D • E • F • G • H • I • J • K • L • M • N • O • P • R • S • T • U • W • Y • Z
Pahlawan Nasional Indonesia
Nama Lahir Wafat Keterangan Penetapan Ref.
Abdul Halim 1911 1988 Aktivis kemerdekaan dan politisi, Perdana Menteri Indonesia 2008 [9][10]
Abdul Halim Majalengka 1887 1962 Aktivis kemerdekaan dan Ulama, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia 2008 [11] [12][10]
Abdul Haris Nasution 1918 2000 Jenderal Angkatan Darat, dua kali diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat 2002 [9][13]
Abdul Kadir 1771 1875 Bangsawan dari Melawi, menawarkan pengembangan ekonomi, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1999 [9][14]
Abdul Malik Karim Amrullah 1908 1981 Sarjana Islam dan penulis sekaligus tokoh Muhammadiyah. 2011 [15]
Abdul Muis 1883 1959 Politisi, kemudian penulis 1959 [lower-alpha 3][16][17]
Abdul Rahman Saleh 1909 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh ketika membawa keperluan medis karena ditembak oleh Belanda 1974 [16][18]
Abdul Wahab Hasbullah 1888 1971 Tokoh Islam, salah seorang pendiri Nadhlatul Ulama 2014 [19]
Andi Abdullah Bau Massepe 1918 1947 Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda selama Revolusi Nasional, seorang putra dari Andi Mappanyukki 2005 [9][20]
Abdurrahman Baswedan 1908 1986 Nasionalis dan mubaligh yang meyakinkan Mesir untuk mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto 2018 [21]
Achmad Subarjo 1896 1978 Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan 2009 [9][22]
Adam Malik 1917 1984 Jurnalis dan aktivis kemerdekaan, Wakil Presiden Indonesia ketiga 1998 [9][23]
Adnan Kapau Gani 1905 1968 Aktivis kemerdekaan yang menjadi menteri pemerintahan, menyeludupkan senjata untuk mendukung Revolusi Nasional 2007 [9][24]
Nyi Ageng Serang 1752 1828 Pemimpin gerilyawan Jawa yang memimpin penyerangan terhadap kolonial Belanda atas beberapa pendudukan 1974 [9][25]
Agus Salim 1884 1954 Aktivis kemerdekaan, politisi, pemimpin Islam Minang 1961 [16][26]
Agustinus Adisucipto 1916 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh ketika membawa keperluan medis karena ditembak oleh Belanda 1974 [16][27]
Ahmad Dahlan 1868 1934 Pemimpin Islam Jawa, mendirikan Muhammadiyah; suami Siti Walidah 1961 [16][28]
Ahmad Rifa'i 1786 1870 Pemikir dan penulis Islam yang dikenal karena pernyataan anti-Belandanya 2004 [9][29]
Ahmad Yani 1922 1965 Pemimpin Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [16][30]
Alimin 1889 1964 Pendukung kemerdekaan, politisi, dan tokoh Partai Komunis Indonesia 1964 [16][31]
Amir Hamzah 1911 1946 Penyair dan nasionalis 1975 [9][32]
Andi Depu 1907 1985 Pejuang dan aktivis yang berhasil mempertahankan pengibaran bendera nasional di Mandar pada 1944, padahal dilarang keras 2018 [21]
Antasari 1809 1862 Melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Banjar 1968 [16][33]
Arie Frederik Lasut 1918 1949 Geolog dan pengajar yang dieksekusi oleh Belanda 1969 [16][34]
As'ad Syamsul Arifin 1897 1990 Ulama, tokoh Nahdlatul Ulama 2016 [35]
Bagindo Azizchan 1910 1947 Wali kota Padang, melawan pasukan Belanda saat Revolusi Nasional 2005 [9][36]
Basuki Rahmat 1921 1969 Jenderal, saksi dari Supersemar 1969 [16][37]
Bernard Wilhelm Lapian 1892 1977 Nationalis, pimpinan gereja, dan gubernur kedua Sulawesi 2015 [38]
Teungku Chik di Tiro 1836 1891 Tokoh Islam Aceh dan pemimpin gerilyawan yang melakukan perlawanan pasukan kolonial Belanda 1973 [16][39]
Cilik Riwut 1918 1987 Prajurit dan politisi, menawarkan pengembangan ekonomi dan budaya di Kalimantan Tengah 1998 [9][40]
Cipto Mangunkusumo 1886 1943 Politisi Jawa, mentor Sukarno 1964 [16][41]
Cokroaminoto 1883 1934 Politisi, pemimpin Sarekat Islam, mentor Sukarno 1961 [16][42]
Ernest Douwes Dekker 1879 1950 Jurnalis dan politisi Indo yang membantu kemerdekaan Indonesia 1961 [lower-alpha 4][16][43]
Depati Amir 1805 1869 Pejuang yang mempersatukan suku Melayu dengan Tionghoa untuk melawan Belanda 2018 [21]
Dewi Sartika 1884 1947 Pengajar, mendirikan sekolah untuk perempuan yang pertama di negara tersebut 1966 [16][44]
Cut Nyak Dhien 1850 1908 Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial belanda; istri Teuku Umar 1964 [16][45]
Diponegoro 1785 1855 Putra Sultan Yogyakarta, melangsungkan perang lima tahun melawan pasukan kolonial Belanda 1973 [16][46]
Donald Izacus Panjaitan 1925 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh dalam Gerakan 30 September 1965 [16][47]
Eddy Martadinata 1921 1966 Laksamana Angkatan Laut dan diplomat, terbunuh dalam kecelakaan helikopter 1966 [16][48]
Fakhruddin 1890 1929 Pemimpin Islam, menegosiasikan pengamanan pejiarah haji Indonesia; tokoh Muhammadiyah. 1964 [16][49]
Fatmawati 1923 1980 Pembuat bendera nasional pertama, aktivis sosial, istri Sukarno 2000 [9][50]
Ferdinand Lumbantobing 1899 1962 Doktor dan politisi, memperjuangkan hak asasi pasukan buruh 1962 [16][51]
Frans Kaisiepo 1921 1979 Nasionalis Papua yang membantu dalam akuisisi Papua 1993 [9][52]
Gatot Mangkupraja 1896 1968 Aktivis kemerdekaan dan politisi, menyarankan pembentukan Pembela Tanah Air 2004 [9][53]
Gatot Subroto 1907 1962 Jenderal, deputi ketua staff Angkatan Darat 1962 [16][54]
Halim Perdanakusuma 1922 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh saat Revolusi Nasional 1975 [9][55]
Hamengkubuwono I 1717 1792 Sultan Yogyakarta, melakukan perlawanan terhadap VOC, mendirikan Yogyakarta 2006 [9][56]
Hamengkubuwono IX 1912 1988 Sultan Yogyakarta, aktivis kemerdekaan, pemimpin militer, dan politisi; Wakil Presiden Indonesia kedua 1990 [9][57]
Harun Bin Said 1947 1968 Mengebom MacDonald House saat konfrontasi Indonesia–Malaysia 1968 [lower-alpha 5][16][58]
Hasan Basri 1923 1984 Prajurit selama Revolusi Nasional Indonesia, mendukung integrasi Kalimantan di Indonesia 2001 [9][59]
Hasanuddin 1631 1670 Sultan Gowa, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1973 [16][60]
Hasyim Asy'ari 1875 1947 Pemimpin Islam, pendiri Nahdlatul Ulama 1964 [16][61]
Hazairin 1906 1975 Sarjana legal, aktivis kemerdekaan, menteri pemerintahan, dan pengajar 1999 [9][62]
Herman Johannes 1912 1992 Insinyur, membuat senjata selama Revolusi Nasional, membantu pendirian Universitas Gadjah Mada 2009 [9][63]
Ida Anak Agung Gde Agung 1921 1999 Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan 2007 [9][64]
Idham Chalid 1921 2010 Pemimpin Nahdlatul Ulama, politisi 2011 [15][65]
Ilyas Yakoub 1903 1958 Aktivis kemerdekaan, politisi, dan anggota pasukan gerilyawan 1999 [9][66]
Tuanku Imam Bonjol 1772 1864 Tokoh Islam dari Sumatra Barat yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Padri 1973 [16][67]
Radin Inten II 1834 1856 Bangsawan dari Lampung, memimpin revolusi penyerangan penjajah Belanda 1986 [9][68]
Iskandar Muda 1593 1636 Sultan Aceh, memperluas pengaruh negara 1993 [lower-alpha 6][9][69]
Ismail Marzuki 1914 1958 Komposer yang membuat sejumlah lagu kebangsaan 2004 [9][70]
Iswahyudi 1918 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh saat Revolusi Nasional 1975 [9][71]
Iwa Kusumasumantri 1899 1971 Aktivis kemerdekaan, ahli hukum, dan politisi 2002 [9][72]
Izaak Huru Doko 1913 1985 Aktivis kemerdekaan dan pengajar, membantu pendirian Universitas Udayana 2006 [9][73]
Jamin Ginting 1921 1974 Pejuang kemerdekaan menentang pemerintah Hindia Belanda di Tanah Karo 2014 [19]
Janatin 1943 1968 Mengebom MacDonald House saat konfrontasi Indonesia–Malaysia 1968 [lower-alpha 7][16][74]
Jatikusumo 1917 1992 Jenderal Angkatan Darat dan politisi 2002 [9][75]
Andi Jemma 1935 1965 Aktivis kemerdekaan, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda saar Revolusi Nasional 2002 [9][76]
Johannes Abraham Dimara 1916 2000 Pimpinan tentara Papua yang membantu dalam akuisisi Papua 2010 [77]
Johannes Leimena 1905 1977 Menteri Kesehatan Pertama, mengembangkan sistem klinik Puskesmas 2010 [77]
Juanda Kartawijaya 1911 1963 Politisi Sunda, Perdana Menteri Indonesia terakhir 1963 [16][78]
Karel Satsuit Tubun 1928 1965 Brigadir polisi, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [16][79]
Kartini 1879 1904 Tokoh hak asasi perempuan Jawa 1964 [16][80]
Ignatius Joseph Kasimo 1900 1986 Aktivis kemerdekaan, pemimpin Partai Katolik 2011 [15][81]
Kasman Singodimedjo 1904 1982 Jaksa yang merupakan ketua KNIP pertama dan menghapus tujuh kata yang berpotensi memecah umat pada Piagam Jakarta 2018 [21]
Katamso Darmokusumo 1923 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [16][82]
I Gusti Ketut Jelantik Tidak diketahui 1849 Pemimpin Bali yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1993 [9][83]
I Gusti Ketut Puja 1904 1957 Gubernur Bali pertama 2011 [15][84]
Ki Bagus Hadikusumo 1890 1954 Tokoh Muhammadiyah, aktivis kemerdekaan, tokoh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia 2015 [38]
Ki Hajar Dewantara 1889 1959 Pengajar dan menteri pemerintahan, mendirikan Taman Siswa, saudara Suryopranoto 1959 [16][85]
Ki Sarmidi Mangunsarkoro 1904 1957 Pengajar bersama dengan Budi Utomo dan Taman Siswa, menteri pemerintahan 2011 [15][86]
Kiras Bangun 1852 1942 Pemimpin gerilyawan Batak yang melawan penjajah Belanda 2005 [9][87]
Kusumah Atmaja 1898 1952 Ketua Kehakiman Mahkamah Agung Pertama 1965 [16][88]
La Maddukelleng 1700 1765 Bangsawan dari Kesultanan Paser, mengusir pasukan Belanda dari Kerajaan Wajo 1998 [9][89]
Lafran Pane 1922 1991 Pendiri Himpunan Mahasiswa Islam 2017 [90]
Lambertus Nicodemus Palar 1900 1981 Diplomat, menegosiasikan pengakuan Indonesia saat Revolusi 2013 [91]
John Lie 1911 1988 Laksamana Muda Angkatan Laut, menyeludupkan barang untuk membantu Revolusi Nasional 2009 [9][92]
Mahmud Badaruddin II 1767 1852 Sultan Palembang, yang melakukan perlawanan terhadap penjajah Inggris dan Belanda 1984 [9][93]
Sultan Mahmud Riayat Syah 1760 1812 Sultan Johor-Pahang-Riau-Lingga, yang melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda 2017 [90]
Malahayati Abad ke-15 1604 Pejuang dan bangsawan, melawan pasukan Cornelis de Houtman 2017 [90]
Mangkunegara I 1725 1795 Melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda dan antek-anteknya di Jawa Tengah 1988 [9][94]
Andi Mappanyukki 1885 1967 Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda pada 1920an dan 30an, ayah dari Andi Abdullah Bau Massepe 2004 [9][95]
Maria Walanda Maramis 1872 1924 Pendukung hak asasi perempuan dan pengajar 1969 [16][96]
Martha Christina Tiahahu 1800 1818 Gerilyawan dari Maluku yang wafat saat ditahan Belanda 1969 [16][97]
Marthen Indey 1912 1986 Nasionalis dan aktivis kemerdekaan, menawarkan intergrasi Papua di Indonesia 1993 [9][98]
Mas Isman 1924 1982 Pejuang kemerdekaan 2015 [38]
Mas Mansur 1896 1946 Sarjana Islam, pemimpin Muhammadiyah 1964 [16][99]
Mas Tirtodarmo Haryono 1924 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [16][100]
Maskun Sumadireja 1907 1986 Aktivis kemerdekaan dan politisi 2004 [9][101]
Cut Nyak Meutia 1870 1910 Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1964 [16][102]
Mohammad Hatta 1902 1980 Aktivis kemerdekaan, Wakil Presiden Indonesia Pertama 2012 [lower-alpha 8][103][104]
Mohammad Husni Thamrin 1894 1941 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1960 [16][105]
Mohammad Natsir 1908 1993 Sarjana Islam dan politisi, Perdana Menteri Indonesia kelima 2008 [9][106]
Teuku Muhammad Hasan 1906 1997 Aktivis kemerdekaan, gubernur Sumatra pertama 2006 [9][107]
Muhammad Mangundiprojo 1905 1988 Pejuang kemerdekaan, pemimpin Pertempuran Surabaya 2014 [19]
Muhammad Yamin 1903 1962 Penyair yang menjadi politisi dan aktivis kemerdekaan 1973 [16][108]
Mohammad Yasin 1920 2012 Bapak Brimob Kepolisian RI 2015 [38]
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid 1898 1997 Ulama pendiri Nahdlatul Wathan 2017 [90]
Mustopo 1913 1986 Pemimpin saat Pertempuran Surabaya, mendirikan Kampus Kedokteran Gigi Dr. Moestopo 2007 [9][109]
Muwardi 1907 1948 Menangani keamanan saat Proklamasi Kemerdekaan, membangun sebuah rumah saat di Surakarta 1964 [16][110]
Nani Wartabone 1907 1986 Aktivis kemerdekaan dan politisi, membantu memadamkan pemberontakan Permesta 2003 [9][111]
I Gusti Ngurah Made Agung 1876 1906 Raja Badung, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 2015 [38]
I Gusti Ngurah Rai 1917 1946 Pemimpin militer Bali saat Revolusi Nasional 1975 [9][112]
Nuku Muhammad Amiruddin 1738 1805 Sultan Tidore, memimpin beberapa pertempuran laut melawan pasukan kolonial Belanda 1995 [9][113]
Noer Alie 1914 1992 Pemimpin Islam dan pengajar, memimpin prajurit saat Revolusi Nasional 2006 [9][114]
Teuku Nyak Arif 1899 1946 Politisi Aceh dan pemimpin perlawanan, gubernur Aceh pertama 1974 [115]
Opu Daeng Risaju 1880 1964 Politisi wanita awal, melakukan perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional 2006 [9][116]
Oto Iskandar di Nata 1897 1945 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1973 [16][117]
Pajonga Daeng Ngalie 1901 1958 Mengkoordinasikan penyerangan di Sulawesi Selatan saat Revolusi Nasional, menawarkan integrasi nasional 2006 [9][118]
Pakubuwono VI 1807 1849 Susuhunan Surakarta, memberontak melawan pasukan kolonial Belanda 1964 [16][119]
Pakubuwono X 1866 1939 Susuhunan Surakarta, mendukung berbagai proyek untuk kepentingan Pribumi Indonesia 2011 [15][120]
Pangeran Muhammad Noor 1901 1979 Menteri Pekerjaan Umum yang mencanangkan proyek Waduk Riam Kanan, Waduk Karangkates, dan proyek pasang-surut di Sumatra dan Kalimantan sebagai lahan penyedia pangan 2018 [21]
Pattimura 1783 1817 Gerilyawan dari Maluku yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1973 [16][121]
Pierre Tendean 1939 1965 Prajurit Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [16][122]
Pong Tiku 1846 1907 Bangsawan Toraja, melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda 2002 [9][123]
Raja Ali Haji 1809 lk. 1870 Sejarawan dan penyair dari Riau 2004 [9][124]
Raja Haji Fisabilillah 1727 1784 Pejuang dari Riau yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1997 [9][125]
Rajiman Wediodiningrat 1879 1952 Ketua Dewan Perwakilan Rakyat pertama 2013 [91]
Ranggong Daeng Romo 1915 1947 Memimpin pasukan dalam dua pertempuran melawan pasukan Belanda saat Revolusi Nasional 2001 [9][126]
Rasuna Said 1910 1965 Pendukung hak asasi wanita dan nasionalis 1974 [9][127]
Robert Wolter Monginsidi 1925 1949 Gerilyawan di Makassar saat Revolusi Nasional, dieksekusi oleh Belanda 1973 [16][128]
Saharjo 1909 1963 Menteri Kehakiman, pelopor pengesahan pembaruan di negara tersebut 1963 [16][129]
Sam Ratulangi 1890 1949 Politisi Minahasa dan pendukung kemerdekaan Indonesia 1961 [16][130]
Samanhudi 1878 1956 Pengusaha, mendirikan Sarekat Islam 1961 [16][131]
Silas Papare 1918 1978 Memperjuangkan kemerdekaan Papua dari Belanda, menawarkan integrasi Papua di Indonesia 1993 [9][132]
Sisingamangaraja XII 1849 1907 Pemimpin Batak yang melakukan kampanye gerilyawan melawan pasukan kolonial Belanda 1961 [16][125]
Siswondo Parman 1918 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [16][133]
Siti Hartinah 1923 1996 Istri presiden Suharto, aktif dalam karya sosial, mendirikan Taman Mini Indonesia Indah 1996 [9][134]
Siti Walidah 1872 1946 Pendiri Aisyiyah, tokoh Muhammadiyah, istri Ahmad Dahlan, 1971 [lower-alpha 9][16][135]
Slamet Riyadi 1927 1950 Brigadir Jeneral Angkatan Darat, terbunuh ketika putting down pemberontakan di Sulawesi 2007 [9][136]
Sudirman 1916 1950 Komandan Ketua Tentara Nasional Indonesia pada saat Revolusi Nasional. 1964 [lower-alpha 10][16][137]
Albertus Sugiyapranata 1896 1963 Uskup Katolik Jawa dan nasionalis 1963 [16][138]
Sugiyono Mangunwiyoto 1926 1965 Kolonel Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [16][139]
Suharso 1912 1971 Pelopor pengobatan prostesis 1973 [16][140]
Sukarjo Wiryopranoto 1903 1962 Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi 1962 [16][141]
Sukarni 1916 1971 Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi 2014 [19]
Sukarno 1901 1970 Aktivis kemerdekaan yang membacakan Proklamasi Kemerdekaan, Presiden Indonesia pertama 2012 [lower-alpha 8][103][104]
Sultan Agung 1591 1645 Sultan Mataram, melakukan perlawanan terhadap VOC 1975 [9][142]
Andi Sultan Daeng Radja 1894 1963 Aktivis kemerdekaan dan politisi 2006 [9][143]
Supeno 1916 1949 Menteri pemerintahan, terbunuh ketika perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional 1970 [16][144]
Supomo 1903 1958 Menteri Kehakiman Pertama, membantu penulisan Konstitusi 1965 [16][145]
Suprapto 1920 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [16][146]
Supriyadi 1925 1945 Pemimpin pemberontakan melawan pasukan pendudukan Jepang di Blitar 1975 [lower-alpha 11][9][147]
Suroso 1893 1981 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1986 [9][148]
Suryo 1896 1948 Gubernur Jawa Timur saat Revolusi Nasional 1964 [16][149]
Suryopranoto 1871 1959 Pengajar dan tokoh hak-hak buruh, saudara Ki Hajar Dewantara 1959 [16][150]
Sutan Syahrir 1909 1966 Politisi, Perdana Menteri Indonesia pertama 1966 [16][151]
Soetomo 1888 1938 pengajar Jawa, mendirikan Budi Utomo 1961 [lower-alpha 12][16][152]
Sutomo 1920 1981 Pemimpin militer yang memimpin perlawanan dalam Pertempuran Surabaya 2008 [lower-alpha 13][9][153]
Sutoyo Siswomiharjo 1922 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [16][154]
Syafruddin Prawiranegara 1911 1989 Gubernur Bank Indonesia pertama 2011 [15]
Syam'un 1894 1949 Pejuang yang pernah bergabung dalam PETA dan BKR, serta menentang pemerintahan Hindia Belanda di Banten. Pendiri Pesantren Al-Khairiyah Cilegon, Banten 2018 [21]
Syarif Kasim II 1893 1968 Sultan Siak, menawarkan integrasi kerajaan-kerajaan di Sumatra Timur 1998 [9][144]
Tahi Bonar Simatupang 1920 1990 Jenderal yang menjabat sebagai ketua staff dari 1950 sampai 1954 2013 [91]
Tuanku Tambusai 1784 1882 Pemimpin Islam dari Riau yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda saat Perang Padri 1995 [9][155]
Tan Malaka 1884 1949 Politisi dan intelektual asal Minang. Ia menyumbangkan gagasannya dalam beberapa karya, terutama Madilog (Materialistik, Dialog, dan Logika) 1963 [16][156]
Thaha Syaifuddin 1816 1904 Sultan Jambi, memimpin pasukan revolusi melawan pasukan kolonial Belanda 1977 [9][157]
Tirtayasa 1631 1683 Gerilyawan dari Banten yang melakukan perlawanan terhadap Belanda 1970 [16][158]
Tirto Adhi Suryo 1880 1918 Jurnalis, diasingkan karena editorial anti-Belanda buatannya 2006 [9][159]
Teuku Umar 1854 1899 Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda; suami Cut Nyak Dhien 1973 [16][160]
Untung Surapati 1660 1706 Memimpin beberapa pemberontakan melawan VOC 1975 [9][161]
Urip Sumoharjo 1893 1948 Pemimpin Angkatan Darat Indonesia, komandan kedua setelah Sudirman 1964 [16][162]
Wage Rudolf Supratman 1903 1938 Komposer lagu kebangsaan "Indonesia Raya" 1971 [16][163]
Wahid Hasyim 1914 1953 Pemimpin Nahdlatul Ulama, Menteri Agama Indonesia pertama 1964 [16][164]
Wahidin Sudirohusodo 1852 1917 Doktor dan pemimpin di Budi Utomo 1973 [16][165]
Wilhelmus Zakaria Johannes 1895 1952 Pelopor pengobatan radiologi 1968 [16][166]
Yos Sudarso 1925 1962 Komodor Angkatan Laut, terbunuh saat konfrontasi dengan Belanda di Nugini Belanda 1973 [16][167]
Yusuf Tajul Khalwati 1626 1699 Pemimpin Islam, memimpin pemberontakan gerilyawan melawan VOC 1995 [9][168]
Zainal Mustafa 1907 1944 Pemimpin Islam yang melakukan perlawanan terhadap pasukan pendudukan Jepang 1972 [16][169]
Zainul Arifin 1909 1963 Politisi dan gerilyawan, terbunuh saat peristiwa percobaan pembunuhan yang ditargetkan kepada Sukarno 1963 [16][170]

Referensi

suntiang
  1. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2009.
  2. Prosedur Sekretariat Negara.
  3. a b Indonesian State Secretariat, Daftar Nama Pahlawan (1).
  4. JCG, Abdul Muis.
  5. a b Artaria 2002, hlm. 539.
  6. a b Indonesian State Secretariat, Daftar Nama Pahlawan (2).
  7. a b Indonesian State Secretariat, Prosedur.
  8. Law of the Republic of Indonesia No. 20 of 2009.
  9. a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn bo bp Sekretariat Negara Indonesia, Daftar Nama Pahlawan (2).
  10. a b Mirnawati 2012, hlm. 254.
  11. "archive copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-20. Diakses tanggal 2019-10-19. 
  12. Kementerian Sosial RI, Daftar Nama Pahlawan (143).
  13. Mirnawati 2012, hlm. 251–252.
  14. Mirnawati 2012, hlm. 2–3.
  15. a b c d e f g The Jakarta Post 2011, Govt Gives.
  16. a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn bo bp bq br bs bt bu bv bw bx Sekretariat Negara Indonesia, Daftar Nama Pahlawan (1).
  17. Mirnawati 2012, hlm. 64–66.
  18. Mirnawati 2012, hlm. 185–187.
  19. a b c d Tribunnews, Presiden Jokowi Beri Gelar Pahlawan.
  20. Mirnawati 2012, hlm. 229–230.
  21. a b c d e f Tempo.co, Enam Tokoh Bakal Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional.
  22. Mirnawati 2012, hlm. 264.
  23. Mirnawati 2012, hlm. 227–228.
  24. Mirnawati 2012, hlm. 265–266.
  25. Mirnawati 2012, hlm. 20–21.
  26. Mirnawati 2012, hlm. 80–81.
  27. Mirnawati 2012, hlm. 190.
  28. Mirnawati 2012, hlm. 90–93.
  29. Mirnawati 2012, hlm. 255.
  30. Mirnawati 2012, hlm. 206–207.
  31. Sudarmanto 2007, hlm. 90–91.
  32. Mirnawati 2012, hlm. 143–144.
  33. Mirnawati 2012, hlm. 22–23.
  34. Mirnawati 2012, hlm. 158–159.
  35. Kompas.com, As'ad Syamsul Arifin Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional.
  36. Mirnawati 2012, hlm. 234.
  37. Mirnawati 2012, hlm. 168–169.
  38. a b c d e CNN Indonesia, Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional.
  39. Mirnawati 2012, hlm. 52–53.
  40. Mirnawati 2012, hlm. 188–189.
  41. Mirnawati 2012, hlm. 68–70.
  42. Mirnawati 2012, hlm. 82–83.
  43. Mirnawati 2012, hlm. 71–72.
  44. Mirnawati 2012, hlm. 123–124.
  45. Mirnawati 2012, hlm. 4–5.
  46. Mirnawati 2012, hlm. 24–25.
  47. Mirnawati 2012, hlm. 210–211.
  48. Mirnawati 2012, hlm. 181–182.
  49. Mirnawati 2012, hlm. 93–94.
  50. Mirnawati 2012, hlm. 237–238.
  51. Mirnawati 2012, hlm. 160–161.
  52. Mirnawati 2012, hlm. 164–165.
  53. Mirnawati 2012, hlm. 239–240.
  54. Mirnawati 2012, hlm. 170–171.
  55. Mirnawati 2012, hlm. 201–202.
  56. Mirnawati 2012, hlm. 26–27.
  57. Mirnawati 2012, hlm. 197–198.
  58. Mirnawati 2012, hlm. 178.
  59. Mirnawati 2012, hlm. 235–236.
  60. Mirnawati 2012, hlm. 42–43.
  61. Mirnawati 2012, hlm. 95–96.
  62. Mirnawati 2012, hlm. 271–272.
  63. Mirnawati 2012, hlm. 241–242.
  64. Mirnawati 2012, hlm. 248.
  65. Mirnawati 2012, hlm. 292–293.
  66. Mirnawati 2012, hlm. 244–245.
  67. Mirnawati 2012, hlm. 56–57.
  68. Mirnawati 2012, hlm. 30–31.
  69. Mirnawati 2012, hlm. 44–45.
  70. Mirnawati 2012, hlm. 249.
  71. Mirnawati 2012, hlm. 191–192.
  72. Mirnawati 2012, hlm. 276–277.
  73. Mirnawati 2012, hlm. 250.
  74. Mirnawati 2012, hlm. 187.
  75. Mirnawati 2012, hlm. 253.
  76. Mirnawati 2012, hlm. 66–67.
  77. a b The Jakarta Post 2010, Doctor, Army Officer.
  78. Mirnawati 2012, hlm. 86–87.
  79. Mirnawati 2012, hlm. 224–225.
  80. Mirnawati 2012, hlm. 121–122.
  81. Mirnawati 2012, hlm. 300.
  82. Mirnawati 2012, hlm. 212–213.
  83. Mirnawati 2012, hlm. 8–9.
  84. Mirnawati 2012, hlm. 298.
  85. Mirnawati 2012, hlm. 105–107.
  86. Mirnawati 2012, hlm. 296–297.
  87. Mirnawati 2012, hlm. 258.
  88. Mirnawati 2012, hlm. 183–184.
  89. Mirnawati 2012, hlm. 14–15.
  90. a b c d Tribunnews.com, Ini 4 Tokoh yang Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Mahmoed Marzuki dari Riau Batal.
  91. a b c Parlina 2013, Govt names three new national heroes.
  92. Mirnawati 2012, hlm. 259–260.
  93. Mirnawati 2012, hlm. 46–47.
  94. Mirnawati 2012, hlm. 12–14.
  95. Mirnawati 2012, hlm. 231.
  96. Mirnawati 2012, hlm. 108–109.
  97. Mirnawati 2012, hlm. 16–17.
  98. Mirnawati 2012, hlm. 203–204.
  99. Mirnawati 2012, hlm. 97–98.
  100. Mirnawati 2012, hlm. 208–209.
  101. Mirnawati 2012, hlm. 261.
  102. Mirnawati 2012, hlm. 6–7.
  103. a b Aritonang 2012, Sukarno, Hatta.
  104. a b The Jakarta Post 2012, Respect Thy Heroes.
  105. Mirnawati 2012, hlm. 110–111.
  106. Mirnawati 2012, hlm. 262–263.
  107. Mirnawati 2012, hlm. 286–287.
  108. Mirnawati 2012, hlm. 119–120.
  109. Mirnawati 2012, hlm. 273–274.
  110. Mirnawati 2012, hlm. 73.
  111. Mirnawati 2012, hlm. 243.
  112. Mirnawati 2012, hlm. 176–177.
  113. Mirnawati 2012, hlm. 18–19.
  114. Mirnawati 2012, hlm. 256.
  115. Kamajaya 1981, hlm. 50–57.
  116. Mirnawati 2012, hlm. 268.
  117. Mirnawati 2012, hlm. 131–132.
  118. Mirnawati 2012, hlm. 269–270.
  119. Mirnawati 2012, hlm. 36–37.
  120. Mirnawati 2012, hlm. 299.
  121. Mirnawati 2012, hlm. 10–11.
  122. Mirnawati 2012, hlm. 214–215.
  123. Mirnawati 2012, hlm. 28–29.
  124. Mirnawati 2012, hlm. 32–33.
  125. a b Mirnawati 2012, hlm. 34–35.
  126. Mirnawati 2012, hlm. 280.
  127. Mirnawati 2012, hlm. 84–85.
  128. Mirnawati 2012, hlm. 199–200.
  129. Mirnawati 2012, hlm. 74–75.
  130. Mirnawati 2012, hlm. 162–163.
  131. Mirnawati 2012, hlm. 99–100.
  132. Mirnawati 2012, hlm. 193–194.
  133. Mirnawati 2012, hlm. 216–217.
  134. Mirnawati 2012, hlm. 246–247.
  135. Mirnawati 2012, hlm. 112–113.
  136. Mirnawati 2012, hlm. 166–167.
  137. Mirnawati 2012, hlm. 172–173.
  138. Mirnawati 2012, hlm. 195–196.
  139. Mirnawati 2012, hlm. 222–223.
  140. Mirnawati 2012, hlm. 116–117.
  141. Mirnawati 2012, hlm. 136–137.
  142. Mirnawati 2012, hlm. 40–41.
  143. Mirnawati 2012, hlm. 232–233.
  144. a b Mirnawati 2012, hlm. 138.
  145. Mirnawati 2012, hlm. 114–115.
  146. Mirnawati 2012, hlm. 218–219.
  147. Mirnawati 2012, hlm. 134–135.
  148. Mirnawati 2012, hlm. 133.
  149. Mirnawati 2012, hlm. 127–128.
  150. Mirnawati 2012, hlm. 125–126.
  151. Mirnawati 2012, hlm. 139–140.
  152. Mirnawati 2012, hlm. 76–77.
  153. Mirnawati 2012, hlm. 284–285.
  154. Mirnawati 2012, hlm. 220–221.
  155. Mirnawati 2012, hlm. 58–59.
  156. Mirnawati 2012, hlm. 141–142.
  157. Mirnawati 2012, hlm. 48–49.
  158. Mirnawati 2012, hlm. 38–39.
  159. Mirnawati 2012, hlm. 129–130.
  160. Mirnawati 2012, hlm. 54–55.
  161. Mirnawati 2012, hlm. 60–62.
  162. Mirnawati 2012, hlm. 174–175.
  163. Mirnawati 2012, hlm. 147–148.
  164. Mirnawati 2012, hlm. 88–89.
  165. Mirnawati 2012, hlm. 78–79.
  166. Mirnawati 2012, hlm. 118.
  167. Mirnawati 2012, hlm. 179–180.
  168. Mirnawati 2012, hlm. 50–51.
  169. Mirnawati 2012, hlm. 101–102.
  170. Mirnawati 2012, hlm. 103–104.

Caliak pulo

suntiang

Pautan lua

suntiang



Kutipan rusak: Tag <ref> ado untuak grup banamo "lower-alpha", tapi indak ado <references group="lower-alpha"/>