Pabedaan antaro revisi dari "Urang Nieh"

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ardzun (rundiang | jariah)
Tidak ada ringkasan suntingan
k . using AWB
Barih 2:
{{ethnic group|
|group=Suku Nias </br> Ono Niha
|image=[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Krijger_van_Nias_TMnr_10001780COLLECTIE TROPENMUSEUM Krijger van Nias TMnr 10001780.jpg|200px]]
|caption=Pajuang Nias saisuak
|poptime=kurang labiah '''600.000'''.
|popplace=[[Kabupaten Nias|Nias]], [[Kabupaten Nias Barat|Nias Barat]], [[Kabupaten Nias Selatan|Nias Selatan]], [[Kabupaten Nias Utara|Nias Utara]], jo [[Kota Gunung Sitoli|Gunung Sitoli]] </br> ([[Pulau Nias]], [[Sumatera Utara]], [[Indonesia]])
|langs=[[bahaso Nias|Bahaso Nias]]
|rels=[[Kristen]], [[Kapicayoan Tradisional]]
|related=[[suku Batak|Batak]]
Barih 25:
 
=== Penelitian Arkeologi ===
Penelitian Arkeologi telah dilakukan di Pulau Nias sejak tahun 1999 <ref>[http://www.tempo.co/read/news/2006/11/25/05888428/Jejak-Manusia-Pertama-Sumatera-Utara-Ada-di-Pulau-Nias Jejak Manusia Pertama Sumatera Utara Ada di Pulau Nias]</ref>, <ref>[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0610/04/humaniora/3002372.htm Kompas, Rabu 4 Oktober 2006 Rubrik Humaniora]</ref>. Penelitian ini menemukan bahwa sudah ada manusia di Pulau Nias sejak '''12.000 tahun silam''' yang bermigrasi dari daratan Asia ke Pulau Nias pada masa paleolitik, bahkan ada indikasi sejak '''30.000 tahun lampau''' kata Prof. Harry Truman Simanjuntak dari Puslitbang Arkeologi Nasional dan LIPI Jakarta. Pada masa itu hanya budaya Hoabinh, Vietnam yang sama dengan budaya yang ada di Pulau Nias, sehingga diduga kalau asal usul Suku Nias berasal dari daratan Asia di sebuah daerah yang kini menjadi negara yang disebut '''Vietnam'''.
 
Penelitian genetika terbaru menemukan, masyarakat Nias, Sumatera Utara, berasal dari rumpun bangsa Austronesia. Nenek moyang orang Nias diperkirakan datang dari Taiwan melalui jalur Filipina 4.000-5.000 tahun lalu <ref>[http://mbe.oxfordjournals.org/content/early/2010/11/08/molbev.msq300 Unexpected Island Effects at an Extreme: Reduced Y Chromosome and Mitochondrial DNA Diversity in Nias]</ref>, <ref>[http://sains.kompas.com/read/2013/04/16/09081323/Asalusul.Orang.Nias.Ditemukan Asal-usul Orang Nias Ditemukan] </ref>.
 
Mannis van Oven, mahasiswa doktoral dari Department of Forensic Molecular Biology, Erasmus MC-University Medical Center Rotterdam, memaparkan hasil temuannya di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Jakarta, Senin (15/4/2013). Dalam penelitian yang telah berlangsung sekitar 10 tahun ini <ref> [http://niasonline.net/2007/03/05/merunut-asal-usul-orang-nias-berdasarkan-dnagen/ Merunut Asal-Usul Orang Nias Berdasarkan DNA/Gen] </ref>, <ref> [http://niasonline.net/2007/10/22/tidak-ada-kepentingan-komersial-dan-tidak-ada-hak-paten-yang-akan-diajukan/ Tidak Ada Kepentingan Komersial dan Tidak Ada Hak Paten Yang Akan Diajukan]</ref> Oven dan anggota timnya meneliti 440 contoh darah warga di 11 desa di Pulau Nias.
 
”Dari semua populasi yang kami teliti, kromosom-Y dan mitokondria-DNA orang Nias sangat mirip dengan masyarakat Taiwan dan Filipina,” katanya.
 
Kromosom-Y adalahadolah pembawa sifat laki-laki. Manusia laki-laki mempunyai kromosom XY, sedangkan perempuan XX. Mitokondria-DNA (mtDNA) diwariskan dari kromosom ibu.
 
Penelitian ini juga menemukan, dalam genetika orang Nias saat ini tidak ada lagi jejak dari masyarakat Nias kuno yang sisa peninggalannya ditemukan di Goa Togi Ndrawa, Nias Tengah. Penelitian arkeologi terhadap alat-alat batu yang ditemukan menunjukkan, manusia yang menempati goa tersebut berasal dari masa 12.000 tahun lalu.
Barih 109:
* [[Omo Hada]](Rumah Adat)
* [[Fame'e Tõi Nono Nihalõ]] (Pemberian nama bagi perempuan yang sudah menikah)
Dalam budaya Ono Niha (Nias) terdapat cita-cita atau tujuan rohani hidup bersama yang termakna dalam salam '''“Ya’ahowu”''' (dalam terjemahan bebas bahasa Indonesia “semoga diberkati”). Dari arti Ya’ahowu tersebut terkandung makna: memperhatikan kebahagiaan orang lain dan diharapkan diberkati oleh Yang Lebih Kuasa. Dengan kata lain Ya’ahowu menampilkan sikap-sikap: perhatian, tanggungjawab, rasa hormat, dan pengetahuan. Jika seseorang bersikap demikian, berarti orang tersebut memperhatikan perkembangan dan kebahagiaan orang lain : tidak hanya menonton, tanggap, dan bertanggungjawab akan kebutuhan orang lain (yang diucapkan : Selamat – Ya’ahowu), termasuk yang tidak terungkap, serta menghormatinya sebagai sesama manusia sebagaimana adanya. Jadi makna yang terkandung dalam “Ya’ahowu” tidak lain adalahadolah persaudaraan (dalam damai) yang sungguh dibutuhkan sebagai wahana kebersamaan dalam pembangunan untuk pengembangan hidup bersama.
 
<!--